Kamis, 24 Maret 2011

Makalah Asuhan Persalinan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1                  Latar Belakang Masalah

Persalinan saat ini menjadi momok yang ditakutkan dikalangan ibu, khususnya ibu hamil. Tidak sedikit ibu dan bayinya mengalami kegawatdaruratan dan sampai pada akhirnya tak dapat terselamatkan yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya angak kematian ibu dan anak. Akan tetapi hal tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.
Asuhan persalinan kala 1 memegang kendali penting pada ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses persalinan. Untuk itu kami bermaksud membuat makalah ini dengan tujuan menyelesaikan tugas Asuhan Kebidanan 2 dan dapat membantu para ibu dalam mempersiapkan proses persalinan yang lebih baik.    
1.2         Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini dibagi menjadi 2 (dua), yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan tersebut adalah:
1.      Tujuan Umum
Memberikan informasi secara umum mengenai asuhan persalinan kala 1.
2.      Tujuan Khusus
a.              Menjelaskan secara umum mengenai faktor yang mempengaruhi persalinan.
b.              Memberikan gambaran dalam memberikan asuhan persalinan kala 1 pada ibu dalam masa persalinan.


BAB II
ISI

2.1 Memberikan Asuhan Persalinan Kala I

2.1.1        Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kala I
a.       Perubahan Fisiologis
Beberapa perubahan  fisiologis yang terjadi pada masa persalinan, yaitu:
·         Tekanan Darah  
TD meningkat, sistolik rata-rata naik 10-20mmHg, diastolik 5-10mmHg, antara kontraksi TD normal. rasa sakit, cemas, dapat meningkatkan TD.
·         Metabolisme                                                                                              Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur disebabkan oleh kecemasan dan aktivitas otot skeletal. peningkatan ini ditandai adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yanghilang.
·         Suhu tubuh                                                                                                Suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5-1C) karena peningkatan metabolisme terutama selama dan segera setelah persalinan.
·         Detak Jantung
Detak jantung akan meningkat cepat selama kontraksi berkaitan juga dengan peningkatan metabolisme. sedangkan antara kontraksi detak jantung mengalami peningkatan sedikit dibanding sebelum persalinan.
·         Pernafasan
Terjadi peningkatan laju pernafasan berhubungan dengan peningkatan metabolisme. hipeventilasi yang lama dapat menyebabkan alkalosis.
·         Perubahan pada ginjal
Poliuri(jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan, disebabkan oleh peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. proteinuria dianggap gejala normal selama persalinan.
·         Perubahan Gastro Intestinal (GI)
Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial berkurang banyak selama persalian. pengeluaramn getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi lambat. cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. mual dan muntah sering terjadi sampai akhir kala I.
·         Perubahan Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama persalianan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali pada perdarahan postpartum.
                       
b.      Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada kala I dipengaruhi oleh:
·         Pengalaman sebelumnya
·         Kesiapan emosi
·         Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dsb)
·         Support sistem
·         Lingkungan
·         Mekanisme koping
·         Kultur
·         Sikap terhadap kehamilan
Masalah psikologis yang mungkin terjadi:
v  Kecemasan menghadapi persalinan
Intervensinya: kaji penyebab kecemasan, orientasikan ibu terhadap lingkungan , pantau tanda vital (tekanan darah dan nadi), ajarkan teknik2 relaksasi, pengaturan nafas untuk memfasilitasi rasa nyeri akibat kontraksi uterus.
v  Kurang pengetahuan tentang proses persalinan
Intervensinya: kaji tingkat pengetahuan, beri informasi tentang proses persalinan dan pertolongan persalinan yang akan dilakukan, informed consent.
v  Kemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif)
Intervensinya: berikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi selama proses persalinan berlangsung
2.1.2        Manajemen Kala I ( Bidanlia)

§  Mengidentifikasi Masalah
o   Mengkaji Riwayat Kesehatan
1Meninjau kartu antenatal untuk:
-          Usia kehamilan
-          Masalah/komplikasi dengan kehamilan yang sekarang
-          Riwayat kehamilan yang terdahulu
Menanyakan riwayat persalinan:
-          Bagaimana perasaan ibu
-          Berapa bulan kehamilan ibu sekarang/
-          Kapan ibu mulai merasakan nyeri?
-          Seberapa sering rasa nyeri terjadi? Dan berapa lama berlangsung? Seberapa kuat rasa nyeri tersebut?
-          Apakah ibu memperhatikan adanya lendir darah/
-           Apakah ibu mengalami perdarahan dari vagina/
-           Apakah ibu melihat adanya aliran/semburan cairan? Jika ya, kapan? Bagaimana warnanya? Berapa banyak?
-          Apakah bayi bergerak?
-          Kapan terakhir ibu buang air besar? Kencing?
-           Persalinan terdahulu: berapa lama berlangsung? Berat badan bayi?

o   Pemeriksaan Fisik dan Janin
Melakukan pemeriksaan fisik
-          Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
· Edema/pembengkakan pada muka, jari, tangan, kaki dan pretibia tungkai bawah
.
-           Warna pucat pada mulut dan konjungtiva.
-          Refleks-refleks
-          Abdomen: luka bekas operasi, TFU, gerakan janin, kontraksi, pemeriksaan leopold’s, penurunan kepala janin
-           DJJ
-          Genital luar: luka, cairan, lendir darah, perdarahan, cairan ketuban.
-          Genital dalam: penipisan cerviks, dilatasi, penurunan kepala janin, membran/selaput ketuban.

§  Menilai Data Membuat Diagnosa
Dari temuan pada data diatas maka bidan dapat mengambil keputusan apakah ibu sudah masuk kedalam persalinan sesungguhnya atau belum, jika sudah masuk dalam persalinan yang sesungguhnya maka dalam kala berapa ibu sekarang

Asesmen pada persalinan sesungguhnya:
Persalinan juga harus dicurigai pada ibu dengan umur kehamilan > 22 minggu usia kehamilan, dimana ibu merasa nyeri abdomen berulang dengan disertai cairan lendir yang mengdung darah atau “show”. Agar dapat mendiagnosa persalinan, bidan harus memastikan perubahan cerviks dan kontraksi yang cukup
.

§  Menilai Kemajuan Persalinan
o   Dilatasi serviks 
Pada kolom dan lajur kedua dari pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yqang tertera pada tepi kolom kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Kotak diatasnya menunjukan penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada pertama kali menulis pembesaran dilatasi serviks harus ditulis tepat pada garis waspada. Cara pencatatannya dengan memberi tanda silang (X) pada garis waspada sesuai hasil periksa dalam / VT. Hasil pemeriksaan dalam/ VT selanjutnya dituliskan sesuai dengan waktu pemeriksaan dan dihubungkan dengan garis lurus dengan hasil sebelumnya.
Apabila dilatasi serviks melewati garis waspada, perlu diperhatikan apa penyebabnya dan penolong harus menyiapkan ibu untuk dirujuk.
o   Penurunan bagian terendam janin
Skal 0 s/d 5 pada garis tepi sebelah kiri keatas, juga menunjukan seberapa jauh penurunan kepala janin kedalam panggul. Dibawah lajur kotak dilatasi serviks dan penurunan kepala menunjukan waktu/jam dimulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan fase aktif dimulai, setiap kotak menunjukan 30 menit.
o   Kontraksi uterus/his
Dibawah lajur waktu pada partograf terdapat lima kotak dengan tulisan “kontraksi” tiap 10 menit disebelah luar kolom. Setiap kotak untuk satu kali kontraksi. Jumlah kotak yang diisi ke arah atas menunjukan frekuensi kontraksi dalam 10 menit. Setiap 30 menit, periksa dan dokumentasikan frekuensi kontraksi yang datang dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
o   Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observsi kontraksi  uterus tersedia lajur kotak untuk mencatat obat-obatan dan cairan yang diberikan.
Kondisi ibu. Bagian akhir pada lembar partograf berkaitan dengan kondisi ibu yang meliputi: nadi, tekanan darah, temperatur tubuh, urine ( volume, aceton, protein)      
§  Membuat Rencana Asuhan

Selama persalinan seorang bidan harus melakukan asesmen dan intervensi agar dapat:
-          Memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan apakah persalinan dalam kemajuan yang normal.
-          Memeriksa perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan
-          Memeriksa bagaimana bayi bereaksi saat persalinan dan kelahiran.
-          Membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia berperan serta aktif dalam menentukan asuhan.
-          Membantu keluarga dalam merawat ibu selama persalinan, menolong kelahiran dan memberikan asuhan pasca persalinan dini.
-          Mengenali masalah secepatnya dan mengambil keputusan serta tindakan yang tepat guna dan tepat waktu (efektif dan efisien)

§  Asuhan Kala I

a.       Penggunaan Partograf
Patograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan (Sarwono). Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan.
Kegunaan utama dari partograf adalah :
ü  Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi serviks saat pemeriksaan dalam.
ü   Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama
Bagian-bagian dari partograf :
Partograf berisi ruang untuk pencatatan hasil pemeriksaan yang dilakukan selama kala I persalinan termasuk :
1. Kemajuan persalinan
a) Pembukaan serviks
b) Penurunan kepala janin
c) Kontraksi Uterus
2. Keadaan Janin
a) Djj
b) Warna dan jumlah air ketuban
c) Molase tulang kepala janin
3. Keadaan Ibu
a) Nadi, tekanan darah, suhu
b) Urin : volume dan protein
c) Obat-obatan dan cairan IV

b.      Memberikan Dukungan Persalinan
Dukungan pada persalinan dapat mengurangi rasa nyeri persalinan dan memberi kenyamanan. Sebaiknya dukungan persalinan itu secara sederhana, efektif, murah. Karena dengan melakukan ini dapat menurunkan resiko, kemajuan persalinan bertambah baik, serta hasil persalinan bertambah baik. Rasa nyeri ini salah satunya disebabkan karena ketegangan dan kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Metode-metode Dukungan Persalinan
§  Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan udkunagn selama persalinan (orang terdekat : suami,orang tua).
§    Pengaturan posisi : duduk atau setengah duduk, posisi merengkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri.
§  Relaksasi dan pernafasan (memejamkan mata dengan menarik nafas panjang melalui hidung, membayangkan seolah-olah oksigen mengalir keseluruh tubuh, lalu buang nafas melalui mulut).
§  Istirahat dan privasi.
§   Memberi rangsangan alternatif yang kuat untuk mengurangi nyeri dan menghambat rasa sakit : kompres hangat, kompres dingin dan sentuhan atau pijatan(pada daerah punggung atau tumit)
[diktat kuliah akbid cipto mangunkusumo]
c.       Pengurangan Rasa Sakit

1)      Berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
2)      Metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko renedah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat sayang ibu.
menurut Varney, pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara:
o   Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orang tua).
o   Pengaturan posisi :duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri.
o   Relaksasi dan pernafasan.
o    Istirahat dan privasi.
o    Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan.
o   Sentuhan
Beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit:
1)      kehadiran seorang pendamping yang terus menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan dari orang yang memberikan support.
2)      perubahan posisi dan pergerakan
3)      sentuhan dan massase
4)      counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament
5)       pijatan ganda pada pinggul
6)       penekanan pada lutut
7)       kompres hangat dan kompres dingin
8)       Berendam
9)       pengeluaran suara
10)   visualisasi dan pemusatan perhatian (dengan berdoa)
11)   musik yang lembut dan menyenangkan ibu

d.      Persiapan Persalinan
Hal-hal yan perlu dipersiapkan selama masa persalinan adalah sebagai berikut :
1) Persiapan bagi ibu
a)      Bersihkan daerah genitalia eksterna
b) Kosongkan rectum dan kandung kemih
c) Pakaian diganti dengan yang longgar
2) Persiapan alat
a) Beberapa pasang sarung tangan steril
b) Gunting tali pusat
c) Beberapa klem tali pusat dan klem lainnya
d) Benang atau plastik klem untuk tali pusat
e) Alat pengisap lendir bayi
f) Iodin
g) Alat-alat untuk penjahit luka
h) Obat-obatan dan jarum suntiknya
i) Kain kasa steril dan sebagainya
Dalam kala I pekerjaan penolong persalinan adalah mengawasi wanita in partu sebaik-baiknya dan melihat, apakah semua persiapan persalinan sudah dilakukan. Member obat atau melakukan tindakan hanya apabila ada indikasi untuk ibu maupun anak. Pada seorang primigravida aterm umumnya kepala janin sudah masuk PAP pada kehamilan 36 minggu, sedangkan pada multigravida baru pada kehamilan 38 minggu. Pada kala I, apabila kepala janin telah masuk sebagian ke dalam PAP serta ketuban belum pecah, tidak ada keberatan wanita tersebut duduk atau berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin. Tetapi umumnya wanita tersebut lebih suka berbaring karena sakit ketika ada his. Berbaring sebaiknya ke sisi, tempat punggung janin berada. Cara ini mempermudah turunnya kepala dan putaran paksi dalam. Apabila kepala janin belum turun ke dalam pintu atas panggul, sebaiknya wanita tersebut berbaring terlentang, karena bila ketuban pecah, mungkin terjadi komplikasi-komplikasi, seperti prolaps tali pusat, prolaps tangan, dan sebagainya. Apabila his sudah sering dan ketuban sudah pecah, wanita tersebut harus berbaring.
Pemeriksaan luar untuk menentukan letak janin dan turunnya kepala hendaknya dilakukan untuk memeriksa kemajuan partus, di samping dapat dilakukan pula pemeriksaan rectal atau per vaginam. Hasil pemeriksaan per vaginam harus menyokong dan lebih merinci apa yang dihasilkan oleh pemeriksaan luar. (Wiknjosastro, 2005 : 192)

Pemeriksaan dalam diperlukan untuk menilai :
1)      Vagina, terutama dindingnya, apakah ada bagian yang menyempit.
2)       Keadaan serta pembukaan serviks.
3)       Kapasitas panggul.
4)       Ada atau tidaknya penghalang (tumor) pada jalan lahir.
5)      Sifat fluor albus dan apakah ada alat yang sakit umpamanya bartholinitis dll.
6)       Pecah tidaknya ketuban.
7)       Presentasi kepala janin.
8)      Turunnya kepala dalam ruang panggul.
9)       Penilaian besarnya kepala terhadap panggul
Pada kala I wanita in partu dilarang mengedan

e.       Pemenuhan Kebutuhan Fisik dan Psikologis Ibu dan Keluarga
a.       Mengatur posisi
Anjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan, anjurkan suami atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi. ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok (membantu proses turunnya bagian terendah janin). berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenisasi yang baik ke janin, mencegah laserasi) atau merangkak(mempercepat rotasi kepala janin, peregangan minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung). posisi terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak pada terjadinya hipoksia janin.
b.      Pemberian cairan dan nutrisi
berikan ibu asupan makanan ringan dan minum aior sesering mungkin agar tidak terjadi dehidrasi. dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi menjadi kurang efektik
.

c.        Eliminasi

Buang Air Kecil (BAK)
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam sekali atau lebih sering atau jika kandung kemih penuh. anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, jangan dilakukan kateterisasi kecuali ibu tidak dapat berkemih secara normal. tindakan kateterisasi dapat menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan resiko infeksi serta perlukaan pada kandung kemih.
kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan:
-          memperlambat turunnya bagian terendah janin.
-           menimbulkan rasa tidak nyaman.
-           meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri.
-          mengganggu penatalaksanaan distosia bahu.
-          meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan
Buang Air Besar (BAB)
Anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. jika ibu ingin merasakan BAB saat fase aktif harus dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB di kamar mandi. Tindakan klisma tidak dianjurkan dilakukan secara rutin karena dapat meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala II dan dapat meningkatkan resiko infeksi.
Mencegah Infeksi
Menjaga lingkungan yang bersih sangat penting untuk mewujudkan kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi. kepatuhan dalam menjalankan praktek2 pencegahan infeksi yang baik juga akan melindungi penolong dan keluarga dari resiko infeksi. Anjurkan ibu untuk mandi dan mengenakan pakaian yang bersih sebelum persalinan. anjurkan pada keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan ibu atau bayi baru lahir(BBL) gunakan alat2 steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dan sarung tangan pada saat diperlukan dalam melakukan pertolongan persalinan.
e.  Tanda Bahaya Kala I
1) Bandle ring
2) Peningkatan tekanan darah 10-20 mmHg atau > 15 mmHg
3) Primi >8 jam
4) Multi >6 jam
5) Primi Ø 1 cm lebih dari 1 jam
6) Multi Ø 1 cm lebih dari 30 menit

f.       Pendokumentasian Kala I
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP (Subjektif, Objektif, Assessment dan Planning). SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Langkah-langkah dalam metoda SOAP merupakan intisari dari proses pemikiran dalam manajemen kebidanan. Alasan-alasan menggunakan metoda SOAP dalam pendokumentasian asuhan kebidanan, antara lain:
1.      SOAP merupakan pencatatan yang memuat kemajuan informasi yang sistematis, mengorganisasikan penemuan dan kesimpulan sehingga terbentuk rencana asuhan.
2.      SOAP merupakan intisari dari manajemen kebidanan untuk penyediaan dan pendokumentasian asuhan.
3.      SOAP merupakan urutan – urutan kegiatan yang dapat membantu bidan dalam mengorganisir pikiran dalam pemberian asuhan yang bersifat komprehensif.
Untuk menggambarkan keterkaitan antara manajemen kebidanan sebagai pola pikir dengan pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan dengan pendekatan manajemen kebidanan, dijelaskan dalam bagan sebagai berikut:

a. Komponen dalam Manajemen Kebidanan:
1.      Pengumpulan data dasar
2.       Interpretasi data
3.      Penetapan diagnosa/ masalah  potensial
4.      Penetapan kebutuhan tindakan
5.      Merencanakan asuhan
6.      Melaksanakan asuhan
7.      Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan
Komponen SOAP:
1.      S = Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari klien atau keluarganya. Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah 1 Varney.
2.       O = Objektif
Merupakan data yang diperoleh dari apa yang di lihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan termasuk juga hasil laboratorium. Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney.
3.      A = Assessment
Merupakan kesimpulan apa yang dibuat dari data – data subjektif/ objektif tersebut. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
a. Diagnosa /masalah
b. Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial
Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.
4.      P = Planning
Merupakan pendokumentasian apa yang dilakukan dan evaluasinya. Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan dan evaluasi berdasarkan assessment sebagai lanngkah 5, 6 dan 7 Varney.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Asuhan persalinan kala 1 sangat penting untuk diterapkan pada ibu dalam masa persalinan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya selama persalinan, selain itu juga dapat membantu ibu dalam memberikan support, dan dapat membuat ibu lebih percaya diri dalam menghadapi proses persalinan.
           


DAFTAR PUSTAKA

·         Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. 2008. Jakarta : PT Bina Pustaka.
·         www.bidanlia.com
·         www.trinoval.web.id



Tidak ada komentar:

Posting Komentar